asuhan keperawatan tbc


LAPORAN PENDAHULUAN TBC
A.   PENDAHULUAN
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar ke kelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). Keduanya dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan.
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pada usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.


B.   KONSEP  MEDIS
1.    DEFENISI
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolusis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection. Kuman batang tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen, tetapi hanya strain bovin yang patogenik terhadap manusia.
2.    ETIOLOGI
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis tipe humanus. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob. Sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag.

3.    INSIDEN
          Penyakit tuberkulosis adalah penyakit yang sangat epidemik karena kuman mikrobakterium tuberkulosa telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Program penanggulangan secara terpadu baru dilakukan pada tahun 1995 melalui strategi DOTS (directly observed treatment shortcourse chemoterapy), meskipun sejak tahun 1993 telah dicanangkan kedaruratan global penyakit tuberkulosis. Kegelisahan global ini didasarkan pada fakta bahwa pada sebagian besar negara di dunia, penyakit tuberkulosis tidak terkendali, hal ini disebabkan banyak penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular (BTA positif).Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar sembilan juta penderita dengan kematian tiga juta orang (WHO, 1997). Di negara-negara berkembang kematian karena penyakit ini merupakan 25 % dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. Diperkirakan 95 % penyakit tuberkulosis berada di negara berkembang, 75 % adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun). Tuberkulosis juga telah menyebabkan kematian lebih banyak terhadap wanita dibandingkan dengan kasus kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas.
            Di Indonesia pada tahun yang sama, hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit infeksi saluran pernapasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. WHO memperkirakan setiap tahun menjadi 583.000 kasus baru tuberkulosis dengan kematian sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru tuberkulosis dengan BTA positif.


4.    PROSES PENULARAN
Tuberculosis tergolong airbone disease yakni penularan melalui droplet nuclei yang dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiap kali penderita ini batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi didalam ruangan dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di bawah sinar matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang yang gelap lembab dapat bertahan sampai beberapa jam.
5.    Patofisiologi
Mycobacterium tuberculosis dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi.
Basil tuberkel yang diinhalasi terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar, kemudian mencapai permukaan alveolus dan cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya di bagian bawah lobus atau paru-paru, atau di bagian atas lobus bawah basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit, yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.
6.    Manifestasi klinik
1.    Gejala respiratorik, meliputi:
1.    Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
2.    Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
3.    Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothoraks, anemia dan lain-lain.
4.    Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
2.    Gejala sistemik, dapat meliputi :
    1. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
    1. Gejala sistemik lain
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan, nyeri otot dan malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.
7.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.  Kultur Sputum adalah Mikobakterium Tuberkulosis Positif pada tahap akhir penyakit
2.    Tes Tuberkalin adalah Mantolix test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam)
3.    Poto Thorak adalah Infiltrasi lesi awal pada area paru atas : pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas : pada kavitas bayangan, berupa cincin : pada klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbT7pzwWD-nUQmohqjc7hSGyPHtcNQiyK0lsNIf_fbR4DNe2rvQeT809-BIpemvGybzDOXqOyHFYADE_gabuOdES9s2p1DKpyk1_jVrI6vZfwgC2fQ8AjF4pT0MXztQk1_AWSXYfZrJ0k/s1600/tuberculosis-advanced-chest-x-rays.jpg

4.    Bronchografi adalah untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena Tb paru
5.    Darah adalah peningkatan leukosit dan laju Endap darah (LED)
6.    Spirometri adalah Penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun
8.    Penatalaksanaan Medis
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi empat kategori menurut WHO dan DEPKES RI yaitu :
  1. Kategori I
Untuk penderita baru dengan BTA psitif, belum pernah meminum obat anti tuberkulosis atau sudah pernah minum tetapi kurang dari 1 bulan.
Fase Intensif
Fase Lanjutan
2 RHZE
4 R3H3
4 RH
6 HE

  1. Kategori II
Untuk penderita dengan BTA positif, sudah pernah meminum OAT lebih dari 1 bulan, atau penderita gagal (Failure/drop out), penderita kambuh (relaps).
Fase Intensif
Fase Lanjutan
2 RHZES
/
1 RHZE
5 RHE
5 R3H3E

  1. Kategori III
Untuk penderita dengan pemeriksaan sputum yang berbeda sebanyak 3 kali terdapat BTA negatif, namun menurut dokter mendukung sebagai TB, atau dengan pemeriksaan rontgen mendukung TB aktif
Fase Intensif
Fase Lanjutan
2 RHZ
4 R3H3
4 RH
6 HE
  1. Kategori IV
Untuk kasus yang sudah kronis atau menahun, sangat mungkin jika penderita sudah Multy Drug Resisten (MDR-TB)
Dosis obat yang direkomendasikan WHO
OAT
Dosis Harian
Isoniazid (H)
Rifampisin (R)
Pyrazinamid (Z)
Streptomycin (S)
Etambutol (E)
5 mg/kgBB (4-6)
10 mg/kgBB (8-12)
25 mg/kgBB (20-30)
15 mg/kgBB (12-18)
15  g/kgBB (15-20)






C.   KONSEP KEPERAWATAN MEDIS
1)    Pengkajian
1.    Identitas klien
Nama, umur, kuman TBC menyerang semua umur, jenis kelamin, tempat tinggal (alamat), pekerjaan, pendidikan dan status ekonomi menengah kebawah dan satitasi kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya penduduk dan pernah punya riwayat kontak dengan penderita TB patu yang lain
2.    Riwayat PerjalananPenyakit
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang di rasakan saat ini. Dengan adanya sesak napas, batuk, nyeri dada, keringat malam, nafsu makan menurun dan suhu badan meningkat mendorong penderita untuk mencari pengobatan.
·         Pola aktivitas dan istirahat
Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek), sulit tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.
Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut; infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris (40-41oC) hilang timbul.
·         Pola nutrisi
Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.
Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.
·         Respirasi
Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada.
Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apeks paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris (effusi pleura.), perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
·         Rasa nyaman/nyeri
Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.
·         Integritas ego
Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak ada harapan.
Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah tersinggung.
3.    Riwayat Penyakit Sebelumnya
Keadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang mungkin sehubungan dengan tuberkulosis paru antara lain ISPA efusi pleura serta tuberkulosis paru yang kembali aktif. Atau seperti :
  • Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh.
  • Pernah berobat tetapi tidak sembuh.
  • Pernah berobat tetapi tidak teratur.
  • Riwayat kontak dengan penderita Tuberkulosis Paru.
  • Daya tahan tubuh yang menurun.
  • Riwayat vaksinasi yang tidak teratur.
4.    Riwayat penyakit keluarga
Mencari diantara anggota keluarga pada tuberkulosis paru yang menderita penyakit tersebut sehingga sehingga diteruskan penularannya.
5.    Riwayat Pengobatan Sebelumnya
  • Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya.
  • Jenis, warna, dosis obat yang diminum.
  • Berapa lama. pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan penyakitnya.
  • Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.
6.    Riwayat Sosial Ekonomi
  • Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan.
  • Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikisi dengan bebas, menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang mampu, masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah tentang masa depan / pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus harapan.
7.    Faktor Pendukung
  • Riwayat lingkungan.
  • Pola hidup.
Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur, kebersihan diri.
  • Tingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit, pencegahan, pengobatan dan perawatannya.
8.    Pola fungsi kesehatan
  • Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada klien dengan TB paru biasanya tinggal didaerah yang berdesak-desakan, kurang cahaya matahari, kurang ventilasi udara dan tinggal dirumah yang sumpek
  • Pola nutrisi dan metabolik
Pada klien dengan TB paru biasanya mengeluh anoreksia, nafsu makan menurun.
  • Pola eliminasi
Klien TB paru tidak mengalami perubahan atau kesulitan dalam miksi maupun defekasi
  • Pola aktivitas dan latihan
Dengan adanya batuk, sesak napas dan nyeri dada akan menganggu aktivitas.
  • Pola tidur dan istirahat
Dengan adanya sesak napas dan nyeri dada pada penderita TB paru mengakibatkan terganggunya kenyamanan tidur dan istirahat.
  • Pola hubungan dan peran
Klien dengan TB paru akan mengalami perasaan asolasi karena penyakit menular.
  • Pola sensori dan kognitif
Daya panca indera (penciuman, perabaan, rasa, penglihatan, dan pendengaran) tidak ada gangguan.
  • Pola persepsi dan konsep diri
Karena nyeri dan sesak napas biasanya akan meningkatkan emosi dan rasa kawatir klien tentang penyakitnya.
  • Pola reproduksi dan seksual
Pada penderita TB paru pada pola reproduksi dan seksual akan berubah karena kelemahan dan nyeri dada.
  • Pola penanggulangan stress
Dengan adanya proses pengobatan yang lama maka akan mengakibatkan stress pada penderita yang bisa mengkibatkan penolakan terhadap pengobatan.
  • Pola tata nilai dan kepercayaan
Karena sesak napas, nyeri dada dan batuk menyebabkan terganggunya aktifitas ibadah klien.

9.    Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan sistem-sistem tubuh :
1.    Sistem integumen
Pada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, tugor kulit menurun.
2.    Sistem pernapasan
Pada sistem pernapasan pada saat pemeriksaan fisik dijumpai :
    • Inspeksi : Adanya tanda-tanda penarikan paru, diafragma, pergerakan napas yang tertinggal, suara napas melemah
    • Palpasi : Fremitus suara meningkat
    • Perkusi: Suara ketok redup.
    • Auskultasi : Suara napas brokial dengan atau tanpa ronki basah, kasar dan yang nyaring.
3.    Sistem pengindraan
Pada klien TB paru untuk pengindraan tidak ada kelainan.
4.    Sistem kordiovaskuler
Adanya takipnea, takikardia, sianosis, bunyi P2 yang mengeras.
5.    Sistem gastrointestinal
Adanya nafsu makan menurun, anoreksia, berat badan turun
6.    Sistem muskuloskeletal
Adanya keterbatasan aktivitas akibat kelemahan, kurang tidur dan keadaan sehari-hari yang kurang meyenangkan
7.    Sistem neurologis
Kesadaran penderita yaitu komposmentis dengan GCS : 456
8.    Sistem genetalia
Biasanya klien tidak mengalami kelainan pada genitalia




2)    Diagnosa Keperawatan
  1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
  2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler, sekret yang kental, Edema bronchial.
  3. Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang menetap, kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar, malnutrisi, terkontaminasi oleh lingkungan, kurang pengetahuan tentang infeksi kuman.
  4. Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan kemampuan finansial.
  5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, dan pencegahan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan perawatan dirumah, interpretasi yang salah, informasi yang didapat tidak lengkap / tidak akurat, terbatasnya pengetahuan/kognitif.
  6. Ganggguan pemenuhan kebutuhan tidur berhubungan dengan sesak napas dan nyeri dada.




3)    Perencanaan Keperawatan
  1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria hasil :
  • Klien mempertahankan pola pernafasan yang efektif
  • Frekwensi irama dan kedalaman pernafasan normal (RR 16-20 kali/menit)
  • Dispneu berkurang
Rencana Tindakan dan Rasional
    1. Kaji kualitas dan kedalaman pernapasan, penggunaan otot aksesori pernapasan : catat setiap perubahan
Rasionalisasi : Mengetahui penurunan bunyi napas karena adanya sekret
    1. Kaji kualitas sputum : warna, bau, knsistensi
Rasionalisasi : Mengetahui perubahan yang terjadi untuk memudahkan pengobatan selanjutnya
    1. Auskultasi bunyi napas setiap 4 jam
Rasionalisasi : Mengetahui sendiri mungkin perubahan pada bunyi napas
    1. Baringan klien untuk mengoptimalkan pernapasan : posisi semi fowler tinggi
Rasionalisasi : Membantu mengembangkan secara maksimal
    1. Bantu dan ajarkan klien berbalik posisi, batuk dan napas dalam setiap 2 jam sampai 4 jam
Rasionalisasi : Batuk dan napas dalam yang tetap dapat mendorong sekret keluar
    1. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi : Mencegah kekeringan mukosa membran, mengurangi kekentalan sekret dan memperbesar ukuran lumen trakeobroncial
  1. Gangguan Pertukaran Gas
Tujuan : Pertukaran gas berlangsung normal
Kreteria hasil :
  • Melaporkan tak adanya / penurunan dispnea.
  • Klien menunjukan tidak ada gejala distres pernapasan
  • Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal
Rencana Tindakan dan Rasional
  1. Kaji dispnea, takipnea, menurunya bunyi napas, peningkatan upaya pernapasan terbatasnya ekspansi dinding dada
Rasionalisasi : TB paru menyebabkan efek luas dari bagian kecil bronko pneumonia sampai inflamasidifus luas. Efek pernapasan dapat dari ringan sampai dispnea berat sampai distress pernapasan
  1. Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran, catat sionosis perubahan warna kulit, termasuk membran mukosa
Rasionalisasi : Akumulasi sekret, pengaruh jalan napas dapat menganggu oksigenasi organ vital dan jarigan
  1. Tujukkan/dorong bernapas bibir selama ekshalasi
Rasionalisasi : Membuat tahanan melawan udara luar, untuk mencegah kolaps membantu menyebabkan udara melalui paru dan menghilangkan atau menurtunkan napas pendek
  1. Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri sesuai keperluan.
Rasionalisasi : Menurunkan konsumsi oksigen selama periode menurunan pernapasan dapat menurunkan beratnya gejala
  1. Awasi segi GDA / nadi oksimetri
Rasionalisasi : Penurunan kandungan oksigen (PaO2) dan atau saturasi atau peningkatan PaCO2 menunjukan kebutuhan untuk intervensi / perubahan program terapi
  1. Berikan oksigen tambahan yang sesuai
Rasionalisasi : Alat dalam memperbaiki hipoksemia yang dapat terjadi sekunder terhadap penurunan ventilasi atau menurunya permukaan alveolar paru
  1. Resiko Tinggi Infeksi dan Penyebaran Infeksi
Tujuan : klien mengalami penurunan potensi untuk menularkan penyakit seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan kontak klien untuk mengubah tes kulit positif.
Kriteria hasil :
  • Klien mengalami penurunan potensi menularkan penyakit yang ditunjukkan oleh kegagalan kontak klien.
Rencana Tindakan dan Rasional
  1. Identifikasi orang lain yang berisiko. Contoh : anggota rumah, sahabat
Rasionalisasi : Orang yang terpajan ini perlu program terapi obat intuk mencegah penyebaran infeksi
  1. Anjurkan klien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan hindari meludah serta tehnik mencuci tangan yang tepat
Rasionalisasi : Perilaku yang diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi
  1. Kaji tindakan. Kontrol infeksi sementara, contoh masker atau isolasi pernafasan
Rasionalisasi : Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi klien dengan membuang stigma sosial sehubungan dengan penyakit menular
  1. Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengatifan berulang tuberkulasis
Rasionalisasi : Pengetahuan tentang faktor ini membantu klien untuk mengubah pola hidup dan menghindari insiden eksaserbasi
  1. Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat
Rasionalisasi : Periode singkat berakhir 2 sampai 3 hari setelah kemoterapi awal, tetapi pada adanya rongga atau penyakit luas, sedang resiko penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan
  1. Kolaborasi dan melaporkan ke tim dokter dan Depertemen Kesehatan lokal
Rasionalisasi : Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan penyebaran infeksi
  1. Perubahan Kebutuhan Nutrisi, Kurang Dari Kebutuhan
Tujuan : terjadi peningkatan nafsu makan, berat badan yang stabil dan bebas tanda malnutrisi
Kriteria hasil :
  • Klien dapat mempertahankan status malnutrisi yang adekuat
  • Berat badan stabil dalam batas yang normal
Rencana Tindakan dan Rasional
  1. Mencatat status nutrisi klien, turgor kulit, berat badan, integritas mukosa oral, riwayat mual/muntah atau diare
Rasionalisasi : Berguna dalam mendefenisikan derajat / luasnya masalah dan pilihan indervensi yang tepat
  1. Pastikan pola diet biasa klien yang disukai atau tidak
Rasionalisasi : Membantu dalam mengidentifukasi kebutuhan/kekuatan khusus. Pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masakan diet
  1. Mengkaji masukan dan pengeluaran dan berat badan secara periodik
Rasionalisasi : Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan
  1. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan
Rasionalisasi : Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputun atau obat untuk pengobatan respirasi yang merangsang pusat muntah
  1. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat
Rasionalisasi : Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak perlu/ legaster
  1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan komposisi diet
Rasionalisasi :Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet
  1. Kurang Pengetahuan Tentang Kondisi, Pengobatan, dan Pencegahan
Tujuan : klien mengetahui pengetahuan imformasi tentang penyakitnya
Kriteria hasil :
  • klien memperlihatkan peningkatan tingkah pengetahuan mengenai perawatan diri.
Rencana Tindakan dan Rasional
  1. Kaji kemampuan klien untuk belajar mengetahui masalah, kelemahan, lingkungan, media yang terbaik bagi klien
Rasionalisasi : Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu
  1. Identifikasi gejala yang harus dilaporkan keperawatan, contoh hemoptisis, nyeri dada, demam, kesulitan bernafas
Rasionalisasi : Dapat menunjukkan kemajuan atau pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yang memerlukan evaluasi lanjut.
  1. Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan lama,kaji potensial interaksi dengan obat lain
Rasionalisasi : Meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan dan mencegah penghentian obat sesuai perbaikan kondisi klien
  1. Kaji potensial efek samping pengobatan dan pemecahan masalah
Rasionalisasi : Mencegah dan menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan terapi dan meningkatkan kerjasama dalam program
  1. Dorong klien atau orang terdekat untuk menyatakan ketakutan atau masalahnya, jawab pertanyaan secara nyata
Rasionalisasi : Memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan konsepsi / peningkatan ansietas
  1. Berikan intruksi dan imformasi tertulis khusus pada klien untuk rujukan contoh jadwal obat
Rasionalisasi : Informasi tertulis menurunkan hambatan klien untuk mengingat sejumlah besar informasi. Pengulangan penguatkan belajar.
  1. Ganggguan Pemenuhan Kebutuhan Tidur
Tujuan : Kebutuhan tidur terpenuhi
Kriteria hasil :
  • Memahami faktor yang menyebabkan gangguan tidur
  • Dapat menangani penyebab tidur yang tidak adekuat
  • Tanda-tanda kurang tidur dan istirahat tidak ada
Rencana Tindakan dan Rasional
    1. Kaji kebiasaan tidur penderita sebelum sakit dan saat sakit
Rasionalisasi : Untuk mengetahui sejauh mana gangguan tidur penderita
    1. Observasi efek abot-obatan yang dapat di derita klien
Rasionalisasi : Gangguan psikis dapat terjadi bila dapat menggunakan kartifosteroid temasuk perubahan mood dan uisomnia
    1. Mengawasi aktivitas kebiasaan penderita
Rasionalisasi : Untuk mengetahui apa penyebab gangguan tidur penderita
    1. Anjurkan klien untuk relaksasi pada waktu akan tidur
Rasionalisasi : Memudahkan klien untuk bisa tidur
    1. Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman
Rasionalisasi : Lingkungan dan siasana yang nyaman akan mempermudah penderita untuk tidur




DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. ( 1999 ). Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga Univercity Press
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. EGC : Jakarta.
Doengoes (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta













PENGKAJIAN

Ruangan            :                       Sayang Duafah                 Tgl. Pengkajian           :  03 April 2012
Kamar                 :                       ISO                                        Waktu Pengkajian    :  02.30 WITA
Tgl. Masuk RS: 02 April 2012                                             Auto Anamnese    : 
                                                                                                     Allo Anamnese     : 
I. IDENTIFIKASI
   A. KLIEN
        Nama Initia                       l   :                                      Tn. “M”
        Tempat/tgl. Lahir (umur)                                        :  Makassar, 12-12-1952 (57 Tahun)
        Jenis kelamin                   :      Laki-laki               Perempuan 
        Status perkawinan        :   Ceraip
        Jumlah Anak                    :   2
        Agama/Suku                    :   Islam/Makassar
        Warga negara                  :      Indonesia              Asing
        Bahasa yang digunakan   :                                         Indonesia      Daerah      Asing  
        Pendidikan                           :                                      SMP          
        Pekerjaan                             :                                      Petani.
        Alamat Rumah                :   Jl. Nuri Baru Lr. Reformasi
   
   B. PENANGGUNG  JAWAB
        Nama                                      :                                      Sari
        Alamat                                    :                                      Jl. Nuri Baru Lr. Reformasi   
        Hubungan dengan klien  :                                      Anak
A.     Pemeriksaan Fisik

1.    Status kesehatah
·         Kesadaran                : composmentis
·         KU                            : lemah,batuk disertai dengan lendir
2.    Berat Badan
·         Selama sakit   : 42 kg
·         Sebelum sakit : 55 Kg
3.    TTV
·         TD  :  120/80
·         N    :   80x/menit
·         P    :   24x/menit
·         S    :   390C
4.    Keadaan kulit
·         Turgor                                    : baik/normal
·         Perawatan kulit                      : waslap ( dibantu )
·         Warna                                    : sawo matang
·         Odema                                  : tidak odema
·         Tanda radang                        : tidak ada
5.    Kepala
·         Kebersihan rambut    : tampak lembab, tipis, berwarna hitam
·         Kulit kepala                : tidak berketombe, tidak ada lesi/massa,
tidak ada nyeri tekan

6.    Wajah
·         Ekspresi wajah                      : murung, tamapak meringis, tampak
  cemas
7.    Mata
·         Palpebra                                : tidak terdapat odema
·         Sclera                                    : tidak icterus
·         Konjungtifa                            : pucat merah
·         Pupil                                       : mengecil saat terkena cahaya
·         Cornea                                   : TAK
·         Visus                          : normal ( Tak )
·         Lensa mata                            : jernih dan bening
·         TIO                                        : sama kenyal kiri dan kanan

8.    Hidung
TAK
9.    Telinga
TAK
10.  Rongga mulut
Gigi                                                    : tidak ada caries
Gigi palsu                                           : tidak ada
Kemempuan mengunyah     : TAK
Gusi                                                   : merah muda, tidak ada perdarahan
Lidah                                      : bersih
Bibir                                                   : tampak pucat dan pecah-pecah
11.  Leher
·  Kelenjar tyroid              : tidak ada pembesaran
·  Kelenjar parotis                        : tidak ada pembesaran
·  Paring                                       : TAK
·  Tonsil                                        : TAK
12.  Pernafasan
· Bentu dada                                : simetris
· Pengembangan nafas   : simetris
· Fibrasi/vocal                              : simetris kiri dan kanan
· Suara nafas                               : lemah, bronkhial
· Suara nafas tambahan : ronkhi basah
· Batas paru hepar                       : ICS 4 dextra
13.  Jantung
·  Ictus cordis                               : tidak nampak, denyut tampak normal
·  Batas jantung               : batas atas jantung ICS 2
                                                 Batas kiri jantung ICS 5
·  Bunyi jantung                           : BJ I  ICS 4-5
                                                 BJ II ICS 2-3
·  HR                                            : 60x/menit

14.  Abdomen                                          
·  Bentuk                                      : datar, tidak ada nyeri tekan, massa, lessi
· Bising usus                                : 9-12x/menit


B.   Pengkajian pola kesehatan

Ø  Nutrisi
-       Sebelum sakit
·         Jenis makanan                 : nasi, lauk dan pauk
·         Frekwensi             : 3x/sehari
·         Nafsu makan                    : baik
·         Pantangan             : tidak ada
-       Selama sakit
·         Jenis makanan                 : nasi, bubur, lauk dan pauk
·         Frekwensi             : 1-2x/sehari
·         Nafsu makan                    : berkurang
·         Pantangan             :
Ø  Eliminasi
-       Sebelum sakit                              
·          BAB                                  : tidak menentu
·          BAK                                  : 3-4x/hari
-       Selama sakit
·         BAB                                   : tidak menentu
·         BAK                                   : tidak menentu
Ø  Aktivitas dan Latihan
-       Sebelum sakit
·         Melakukan aktivitas secara mandiri
-       Selama sakit
·         Klien tidak mampu beraktifitas secara mandiri
Ø  Tidur dan Istirahat
-       Sebelum sakit
·         Istirahat dan selalu teratur
-       Selama sakit
·         Tidur dan istirahat tidak teratur/ terganggu
·         Cepat lelah
Ø  Persepsi dan Kognitif
-       Selama sakit
·         Tidak ada pengaruh yang signifikan pada indera
-       Selama sakit
·         TAK
Ø  Persepsi dan Konsep Diri
-       Sebelum sakit
·         Klien selalu percaya diri dan nyaman dalam beraktivitas
-       Selama sakit
·         Merasa tidak nyaman dengan keadaan sekarang
·         Klien selalu minder
·         Klien tampak cemas
·         Selalu bertanya-tanya tentang keadaannya
·         Merasa tidak berguna
Ø  Peran dan Hubungan Dengan Sesama
-       Sebelum sakit
·         Klien adalah seorang petani
·         Klien tinggal bersama anak-anaknya

-       Selama sakit
·         Klien mengungkapkan keadanya pada anaknya
·         Keluarga tetap sabar merawat klien
Ø  Reproduksi – Seksualitas
TAK
Ø  Mekanisme koping dan Toleransi Stres
-       Sebelum sakit
·         Selalu memudahkan masalah yang dialami
·         Selalu berfikir positif pada masalah yang di hadapi
-       Selama sakit
·         Merasa khwatir dengan keadaan yang dialami
·         Klien tampak stres
Ø  Sitem Nilai – Kepercayaan
-       Sebelum sakit
·         Selalu mengikuti ibada di mesjid
-       Selama sakit
·         Klien tidak melakukan kegiatan ibadah karena keadaan yang lemah

C.   Terapi Medik
Ø  Dxametazone          1 amp/IV/12 jam
Ø  Ranitidine                1 amp/IV/12 jam
Ø  Cefotaxime             1 amp/IV/12 jam
Ø  Biselvan                   1 amp/IV/12 jam
Ø  Vestigo                    2 x 1/ sehari

D.   Pemeriksaan Penunjang
1.    Laboratorium
Ø   Pemeriksaan Sputum              BTA ( +++ )
Ø  LED                                                       41 mm/dl
Hematologi
Ø  WBC                  5,3       103/mm3                             normal : 3,5 – 10,0 x 103/uL
Ø  RBC                  4,4       106/mm3                      normal : 3,80 – 5,80 x 106/uL
Ø  HGB                  9,0       L 9/dL                          normal : 11,0 – 16,5 g/dL
Ø  HCT                   35,2     L %                              normal : 3,80 5,80 x 106/uL
Ø  PCT                   0,184 %                                   normal : 0,001 – 0,500 %
Ø  PLT                    241      103/m3                                 normal : 150 – 450 x 106/uL
Ø  Glukosa             232 P mg/dL                           normal : 75 – 115 mg/dL
Ø  Kreatinin            0,97 E mg/dL                          normal : 0,5 – 11 mg/dL
2.    Radiologi
Ø  Foto Thorax
Pulmonal terdapat tanda-tanda tubercolosis

 
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama / Umur                        :
Ruang / kamar                      :
No
Diagnosa Keperawatan
Hasil Yang Diharapkan
Rencana Tindakan
Alasan Tindakan

1.             
































2.





















3.





















4.

DX I :
Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d adanya penumpukan seret kental

DS :
-       Kilen mengatakan batuk selama 1 tahun
-       Klien mengatakan susah pernafas
DO :
-       Klien tampak batuk dan mengeluarkan lendir/ sekret yang kental
-       Nampak bunyi nafas tambahan ( ronkhi basah )
-       Pernafasan 28x/menit












DX II :
Nyeri (kronik) b/d mekanisme pertahanan tubuh ( batuk )

DS :
-       Klien mengatakan nyeri saat batuk
-       Klien mengatakan sering batuk
DO :
-       Klien tampak meringis
-       TTV :
TD : 130/80
N   : 60x/menit
P   : 28x/menit
S   : 36,50C




DX III :
Nutrisi kurng dari kebutuhan b/d kelemahan, batuk yang sering/ produksi sputum dan anoreksia

DS :
-       Klien mengatakan kurang nafsu makan
-       Klien mengatakan porsi makan tidak dihabiskan
DO :
-       Klien tampak kurus
-       Klien tampak lemah
-       BB  46 Kg






DX  IV :
Kurang pengetahuan mengenai kondisi pengobatan, pencegaha dan  perawatan b/d kurang informasi

DS :
-       Klien selalu bertanya tentang penyakitnya
-       Klien tidak mengetahu proses perjalanan enyakitnya

DO :
-       Klien tidak kooperatif
-       Klien tidak menutup mulut saat batuk

Klien menunjukan bersihan jalan nafas efektif
 dengan kriteria ;
-       Mempertahakan jalan nafas
-       Batuk efektif mengeluarkan lendir
-       Bunyi nafas normal dan tidak ada bunyi tambahan
-       Pernafasan normal   16– 20x/menit


















Klien akan menunjukkan nyeri terkontrol/ berkurang
Dengan kriteria :
-       Klien mengatakan nyeri berkurang
-       Klien tampak rileks












Klien mengatakan kebutuhan nurisi terpenuhi
Dengan kriteria :
-       Menunjukan BB meningkat dalam batas IMT
-       Nafsu makan bertambah
-       Porsi makan dihabiskan











Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan kebutuhan pengobatan
Dengan kriteria :
-       Klien mampu menjelaskan kembali penjelasan yang telah diberikan
-       Klien mematuhi aturan pengobatan dan perawatan









1.  Mengkaji fungsi penafasan : bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman,dan penggunaan otot aksesoris




2.  Meberikan posisi semi fowler




3.  Lakuakan postural drainase, perkusi dan vibrasi setisp 4 jam atau sesuai kebutuhan

4.  Catat kemempuan untuk mengeluarkan secret atau batuk efektif. Catat karakter jumlah sputum dan adanya hemaptisis


5.  Pertahankan intake cairan minimal 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi
6.  Kolaborasi pememberian O2 inspirasiyang lambat


7.  Penatalaksanaan pemberian obat batuk an antibiotik


1.  Mengkaji karateristik nyeri ;     P, Q, R, S, T




2.  Mengobservasi TTV terutama pernafasan




3.  Menganturkan dan membantu pasien dalam teknik menekan dada selama batuk

4.  Penatalaksanaan pemberian analgetik



1.  Mengkaji pola diet yang disukai/ tidak disukai


2.  Menganjurkan perawatan mlut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan

3.  Anjurkan bedres




4.  Anjurkan makan sedikit tapi sering dengan diet TKTP

5.  Penatalaksanaan pemberian vitamin sesuai indikasi




1.  Mengkaji tingkat pengetahuan klien ; tingkat ketakutan, kecemasan dan tingkat partisipasi

2.  Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat : nyeri dada, kesulitan bernafas


3.  Beri kesempatan pada klien untuk bertanya dan libatkan dalam keperawatan



4.  HE tenteng penularan TB kepada orang lain



5.  Anjurkan Klien untuk menutup mulut saat batuk.





-     Penurunan bunyi nafas indikasi atelaktasis, ronkhi indikasi akumulasi sekret/ ketidakmampuan membersihkan jalan nafas sehingga otot aksesoris digunakan dan kerja pernafasan meningat
-     Meningkatkan ekspansi paru ventilasi maksimal membuka area etalaktasis dan peningkatan gerakan sekret agar mudah di keluarkan
-     Untuk meningkatkan mobilisasi Sekresi yang mengganggu oksigenasi

-     Pengeluaran sulit bila sekter kental sputum berdrah akibat kerusakan paru atau luka bronchial yang memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.

-     Melembabkan udara/oksigen inspirasi

-     Berfungsi meningkatkan kadar takaran parsial O2 dan saturasi O2 dalam darah

-     Mengencerkan dahak dan mengurangi resiko infeksi


-     Karateristik nyeri dikontrol untuk mendapatkan kontrol nyeri meliputi faktor pencetus, kualitas, lokasi, skala dan waktu nyeri

-     Preubahan frekwensi jantung TD menunjukan bahwa pasien mengalami nyeri khususnya bila alasan untuk perubahan tanda vital terlihat

-     Teknik menekan dada dapat mengurangi nyeri saat batuk


-     Pemeberian analgetik yang tepat akan membantu dalam mengurangi nyeri


-     Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik meningkatkan intake diet pasie

-     Membantu menghemat energi khusus saat demam terjadi peningkatan metabolik

-     Mengurangi rasa tidak enak dari sputum atau obat-obatan yang di gunakan yang dapat merangsang muntah

-     Memaksimalkan intake nutrisi dan menurunkan irigasi gaster

-     Meningkatkan komposisi tubuh akan kebutuhan vitamin dan nafsu makan pasien



-     Pembelajaran tergantung pada emosi kesiapan fisik pada individu


-     Dapat menunjukan kemajuan atau pengaktifan ulang penyakit serta efek obat yang memerlikan evaluasi lanjut

-     Memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan, mendemonstrasikan kembali pemahaman tentang penyakit TB

-     Pengetahuan dapat mengurangi resiko penularan penyakit kepada anggota keluarga atau orang lain

-     Perilaku yang diperlikan untuk mencegah penyebaran virus










Komentar

  1. After I visited this page, and I read, it turns out the information presented in this article is very useful. Good and keep going

    Obat Kencing Batu Di Apotik
    Obat Asam Lambung Tinggi Di Apotik
    Nama Obat Hepatitis Di Apotik
    Obat Radang Usus Di Apotik
    Obat Kudis Yang Ada Di Apotik

    BalasHapus

  2. Setelah saya baca , artikel yang anda sajikan sangat bermanfaat sekali untuk semua orang .
    Update terus artikelnya admin agar saya bisa selalu membaca berita terbaru dari halaman anda.

    Obat Komplikasi Tradisional
    Cara Menghilangkan Penyakit Varikokel Secara Alami
    Obat Ampuh Untuk Angin Duduk
    Pengobatan Bronkitis Dengan Obat Tradisional
    Apakah Penyakit Batuk Rejan Bisa Sembuh

    BalasHapus
  3. Tahukah anda bahwa hewan laut bernama teripang emas ternyata memiliki banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan diantaranya adalah mampu dijadikan Obat Infeksi Pencernaan, Obat Bopeng, Obat Keloid, Obat Infeksi Paru paru, Obat Kusta Alami hal tersebut bukan tanpa bukti melainkan telah banyak orang yang meraskan khasiat dan manfaat luar biasanya.

    BalasHapus
  4. You have really shared a informative and interesting blog post with people
    Agen Resmi Jelly Gamat QnC kota Cirebon

    BalasHapus
  5. Sites like these I'm looking for
    Thanks for the information, in tunggua keep the latest news


    obat tradisional benjolan di pipi
    obat varikokel tradisional

    BalasHapus
  6. Good luck ,, in waiting for other information from your site
    send regards for success

    cara mengatasi varikokel ampuh
    obat darah beku di kepala
    obat benjolan di pinggang

    BalasHapus
  7. The latest information we are waiting for lho..semoga what is given can be useful
    Terimakash..success always everything..salam know

    obat herbal kelenjar tiroid ampuh
    obat kanker lidah tradisional
    obat kaku leher dan tegang

    BalasHapus
  8. Information is very useful and can add insight, happy to be on your page, thanks to the information you shared. This is very useful. Good luck always!!
    Cara Alami Menyembuhkan GERD Dengan Cepat dan Aman
    Obat Borok Paling Mujarab Agar Cepat Kering

    BalasHapus
  9. This article you share is very helpful to me, I am happy to read this article. thanks to the information you shared. Good luck always!!
    Obat Asam Lambung Terbaik di Indonesia
    Obat Diabetes Tradisional Paling Ampuh dan Alami
    Obat Peradangan Hati Herbal Terbaik

    BalasHapus
  10. Sites like these I'm looking for
    Thanks for the information, in tunggua keep the latest news

    buah kanker nasofaring
    obat tradisional fibroadenoma
    obat nyeri otot lengan ampuh

    BalasHapus
  11. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    pantangan makanan kanker otak
    walatra berry juice
    obat pengapuran tulang belakang

    BalasHapus
  12. thank you for the information, hopefully useful for everyone
    http://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/

    BalasHapus
  13. Thanks really very useful information, hopefully the next post better okay

    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-stroke-paling-fenomenal/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-hepatitis-akut/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-kanker-prostat-yang-ampuh/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-jantung-koroner-ampuh/


    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-prostat-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-hernia-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-jantung-koroner-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami

    BalasHapus
  14. thanks for informations
    https://tokoherbalnesv.blogspot.com/

    BalasHapus
  15. Incredible site, always providing information and articles that are easy to understand and very useful.

    Obat Selulitis Herbal
    Salep Oles Penyakit Panu
    Tanaman Obat Kanker
    Obat Kanker Anus Tradisional

    BalasHapus
  16. Congratulations reactivities ,, highly awaited new information from this site
    Good luck !!

    pola makan penderita syaraf kejepit
    obat kanker hati ampuh

    BalasHapus
  17. Your page is very good and very satisfying, I became interested.

    Komplikasi Gondok Beracun

    BalasHapus
  18. Thank you for the article that you created is very helpful.

    Umpan Ikan Patin Galatama Segala Cuaca

    BalasHapus
  19. Your article is very impressive. Also visit our website.

    Umpan Jitu Ikan Mas Rame

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS PADA LANSIA

RESUME POST OP SC

Resume Keperawatan Keluarga