LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS PADA LANSIA
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTRITIS PADA LANSIA
A. Konsep Dasar Medis
1.
Pengertian gastritis
Gastritis
pada lansia adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat kronis,
difus atau lokal yang sering terjadi pada lansia: dua jenis gastritis yang
paling sering terjadi : gastritis superfisial akut dan gastritis atropik
kronik.
2.
Etiologi
Gastritis seringkali akibat dari stres.
a.
Endotoksin bakteri (masuk
setelah menelan makanan yang terkontaminasi), kafein, alkohol, dan aspirin
merupakan agen-agen penyebab yang sering.
b.
Penyebab lain adalah
obat-obatan seperti : sulfonamida, steroid.
c.
Beberapa makanan berbumbu
termasuk lada, cuka dapat menyebabkan gejala yang mengarah pada gastritis.
d.
Gastritis kronik umumnya
disebabkan akibat minum alkohol berlebihan, teh panas, merokok, merupakan
predisposisi timbulnya gastritis atropik.
e.
Pada kasus anemia pernisiosa,
patogenesis agaknya berkaitan dengan gangguan mekanisme imunologik. Kebanyakan
penderita mempunyai antibodi terhadap sel parietal dalam darahnya, lebih
spesifik lagi, penderita ini juga mempunyai antibodi terhadap faktor intrinsik.
3.
Patogenesis
Seluruh mekanisme yang menimbulkan
gastritis erosif karena keadaan – keadaan klinis yang berat belum diketahui
benar. Aspirin dan obat anti inflamasi non steroid merusak mukosa lambung
melalui beberapa mekanisme. Prostaglandin mukosa merupakan salah satu faktor
defensif mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat produksi
prostaglandin mukosa, aspiran dan obat aninflamasi topikal terjadi karena
kandungan asam dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak
sel-sel epitel mukosa. Pemberian aspirin dan obat antiflamasi non steroid juga
dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan
faktor defensif terganggu.
4.
Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu
atau enzim – enzim pankreas dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosif),
mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali, asam dan
pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan respons mukosa
terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut dengan regenerasi mukosa, karena
itu gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.
Dengan iritasi yang terus menerus,
jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan.
Masuknya zat-zat seperti asam dan
basa yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dnding
lambung.
Gastritis kronis dapat menimbulkan
keadaan dengan atropi kelenjar-kelenjar lambung dan keadaan mukosa terdapat
bercak-bercak penebalan warna abu-abu. Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan
berakibat kurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa.
5.
Manifestasi klinik
Manifestasi klinis dari gastritis
akut dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak jelas, seperti anoreksia
atau mual, sampai gejala lebih berat seperti nyeri epigastrium, muntah,
perdarahan dan hematemesis. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan
kelainan, kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga
menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi,
pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran. Klien juga
mengeluh kembung, rasa asam di mulut.
Sedangkan manifestasi klinis dari
gastritis kronik ; gejala defisiensi B12, sakit ulu hati setelah
makan, bersendawa rasa pahit dalam mulut, mual dan muntah.
6.
Pemeriksaan Diagnosis
Gastritis erosif harus selalu
diwaspadai pada setiap pasien dengan keadaan klinis yang berat atau pengguna
aspirin dan anti inflamasi nonsteroid. Diagnosa ini ditegakkan dengan pemeriksaan
gastroduodenoskopi. Pada pemeriksaan akan tampak mukosa yang sembab, merah,
mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi
dari yang menyembuh sampai tertutup oleh bekuan darah dan kadang ulserasi.
Pada gastritis kronis diagnosis
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan histopatologi. Untuk
pemeriksaan histopatologi sebaiknya dilakukan biopsi pada semua segmen lambung.
Perlu pula dilakukan kultur untuk membuktikan adanya infeksi helicobacter
pylori apalagi jika ditemukan ulkus baik pada lambung ataupun pada duodenum,
mengingat angka kejadian yang cukup tinggi yaitu hampir mencapai 100%. Kriteria
minimal untuk menegakkan diagnosis H. Pylori jika hasil PA positif.
7.
Penatalaksanaan
Gastritis akut :
a.
Mengatasi kedaruratan medis
yang terjadi.
b.
Mengatasi atau menghindari
penyebab apabila dijumpai / ditemukan.
c.
Pemberian obat – obat H2
blocking, antasid atau obat – obat ulkus lambung yang lain.
Gastritis kronis :
Pada umumnya gastritis kronik tidak memerlukan
pengobatan, yang harus diperhatikan ialah penyakit – penyakit lain yang
keluhannya dapat dihubungkan dengan gastritis kronik. Anemia yang disebabkan
oleh gastritis kronik biasanya bereaksi baik terhadap pemberian vitamin B12
atau preparat besi, tergantung dari defisiensinya.
8.
Komplikasi
Komplikasi pada gastritis akut adalah :
a.
Perdarahan saluran cerna bagian
atas yang merupakan kedaruratan medis. Kadang – kadang perdarahan cukup banyak
sehingga dapat menyebabkan kematian.
b.
Terjadi ulkus kalau prosesnya
hebat.
c.
Jarang terjadi perforasi.
Komplikasi pada gastritis kronik adalah :
a.
Atropi lambung dapat
menyebabkan gangguan penyerapan terutama terhadap vitamin B12.
Gangguan penyerapan terhadap vitamin B12 selanjutnya dapat
menyebabkan anemia yang secara klinik hampir sama dengan anemia pernisiosa.
Keduanya dapat dipisahkan dengan memeriksa antibodi terhadap faktor intrinsik.
Selain vitamin B12 penyerapan besi juga dapat terganggu.
b.
Gastritis kronik antrum pilorum
dapat menyebabkan penyempitan daerah antrum pilorum. Gastritis kronik sering
dihubungkan dengan keganasan lambung, terutama gastritis kronik antrum pilorus.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Defenisi proses keperawatan adalah
suatu metode yang sistematis untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah –
masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah – masalah tersebut.
Proses keperawatan terdiri dari 5
tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
1.
Pengkajian
Adalah dasar utama dari proses
keperawatan. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu
penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan
dan kebutuhan klien, serta merumuskan diagnosis keperawatan.
Data subyektif meliputi anoreksia, mual, tidak nyaman
perut pada tingkat tertentu.
Data obyektif meliputi selaput mukosa kering, otot
lemah, muntah (jumlah, frekuensi, adanya darah), ada tanda – tanda
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, haus, penurunan turgor kulit.
2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang
respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses
kehidupan yang aktual atau potensial.
Adapun diagnosa keperawatan pada gastritis adalah :
a.
Ansietas berhubungan dengan
pengobatan.
b.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan masukan nutrien tidak adekuat.
c.
Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan masukan cairan berlebihan karena muntah.
d.
Kurang pengetahuan tentang
penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
e.
Nyeri berhubungan dengan mukosa
lambung teriritasi.
3.
Perencanaan
a.
Ansietas berhubungan dengan
pengobatan.
Tujuan : Utama
mencakup mengurangi ansietas
Intervensi
keperawatan :
Bila pasien mencerna asam atau alkali, maka tindakan
darurat diperlukan.
1)
Terapi pendukung diberikan pada
pasien dan keluarga selama pengobatan dan setelah mencerna asam atau alkali
yang telah dinetralisir atau diencerkan.
2)
Pasien perlu disiapkan untuk
pemeriksaan diagnostik (endoskopi) atau pembedahan.
3)
Menggunakan pendekatan untuk
mengkaji pasien dan menjawab semua pertanyaan selengkap mungkin.
4)
Semua prosedur dan pengobatan
dijelaskan sesuai dengan minat dan tingkat pemahaman pasien.
b.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan masukan nutrien tidak adekuat.
Tujuan : Menghindari
makanan pengiritasi dan menjamin masukan nutrien adekuat.
Intervensi
keperawatan :
1)
Dukungan fisik dan emosi
diberikan.
2)
Pasien dibantu untuk menghadapi
gejala yang dapat mencakup mual, muntah, sakit ulu hati dan kelelahan.
3)
Makanan dan cairan tidak
diijinkan melalui mulut selama beberapa jam atau beberapa hari sampai gejala
akut berkurang.
4)
Bila terapi intravena
diperlukan, pemberiannya dipantau dengan teratur, sesuai dengan nilai
elektrolit serum.
5)
Bila gejala berkurang, pasien
diberikan es batu diikuti dengan cairan jernih.
6)
Makanan padat diberikan
sesegera mungkin untuk memberikan nutrisi oral, menurunkan kebutuhan terhadap
terapi intravena.
7)
Meminimalkan iritasi pada
mukosa lambung.
8)
Bila makanan diberikan, adanya
gejala yang menunjukkan berulangnya episode gastritis dievaluasi dan
dilaporkan.
9)
Masukan minuman mengandung
kafein dihindari, demikian juga merokok.
c.
Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan masukan cairan berlebihan karena muntah.
Tujuan : Mempertahankan
keseimbangan cairan.
Intervensi
keperawatan :
1)
Masukan dan haluaran cairan
setiap hari dipantau untuk mendeteksi tanda – tanda awal dehidrasi.
2)
Bila makanan dan minuman
ditunda, cairan intravena biasanya diberikan.
3)
Masukan cairan ditambah nilai
kalori diukur.
4)
Nilai elektrolit dapat dikaji
setiap 24 jam untuk mendeteksi indikator awal ketidakseimbangan.
5)
Pantau adanya indikator
gastritis
6)
Pantau tanda-tanda vital sesuai
kebutuhan.
d.
Kurang pengetahuan tentang
penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
Tujuan : Meningkatkan
kesadaran tentang penatalaksanaan diet.
Intervensi
keperawatan :
1)
Pengetahuan pasien tentang
gastritis dievaluasi.
2)
Diet diresepkan dan disesuaikan
dengan jumlah kebutuhan kalori harian pasien, makanan yang disukai, pola makan.
3)
Pasien diberi daftar zat – zat
untuk dihindari.
4)
Antibiotik, obat – obatan untuk
menurunkan sekresi lambung diberikan sesuai resep.
5)
Pasien dengan anemia pernisiosa
diberi instruksi tentang kebutuhan terhadap injeksi vitamin B12
jangka panjang.
e.
Nyeri berhubungan dengan mukosa
lambung teriritasi.
Tujuan : Menghilangkan
nyeri.
Intervensi
keperawatan :
1)
Pasien diinstruksikan untuk
menghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi mukosa lambung.
2)
Perawat mengkaji tingkat nyeri.
3)
Pantau kenyamanan pasien
setelah penggunaan obat – obatan.
4)
Hindari zat pengiritasi.
4.
Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan
perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. beberapa petunjuk pada
implementasi adalah :
a.
Intervensi dilaksanakan sesuai
dengan rencana.
b.
Keterampilan interpersonal,
intelektual, teknikal, dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang
tepat.
c.
Keamanan fisik dan psikologis
dilindungi
d.
Dokumentasi intervensi dan
respons klien
5.
Evaluasi
Bagian terakhir dari proses keperawatan. Semua tahap
proses keperawatan harus dievaluasi.
Hasil yang diharapkan :
a.
Menunjukkan berkurangnya ansietas
b.
Menghindari makan makanan
pengiritasan, atau minuman yang mengandung kafein atau alkoholik.
c.
Mempertahankan keseimbangan
cairan.
1)
Mentoleransi terapi intravena
sedikitnya 1,5 liter setiap hari.
2)
Minum 6 – 8 gelas air setiap
hari.
3)
Mempunyai haluaran urine ± 1 liter setiap hari.
4)
Menunjukkan turgor kulit yang
adekuat.
d.
Mematuhi program pengobatan.
1)
Memilih makanan dan minuman
bukan pengiritasi.
2)
Menggunakan obat-obatan sesuai
resep.
e.
Melaporkan nyeri berkurang
BAGIAN
KEPERAWATAN GERONTIK
I.
Data
biografis
Nama klien : Ny. P
TTL : Makassar 1930-an (± 72 tahun)
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Tidak sekolah
Alamat/tlp : Panti social tresna werda Gau Mabaji Gowa Wisma XI
Suku :
Makassar
Agama :
Islam
Status pernikahan : Menikah
Keluarga terdekat yg dapat dihubungi : Tidak
ada
II.
Riwayat
hidup
Pasangan
Hidup :
Tidak ada
Kematian
Tahun meninggal : Suami, Tahun 1977
Penyebab kematian : Sesak nafas.
Anak-anak
Hidup :
Tidak ada
Nama & alamat : -
III.
Riwayat
pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : Tidak ada
Pekerjaan sebelumnya : Menjahit
Sumber pendapatan saat ini : Sumbangan
dari pemerintah/relawan
IV.
Riwayat
tempat tinggal
Status kepemilikan rumah : Tinggal di Panti Sosial
tresna Werda Gau Mabajigowa
Jumlah kamar : 4 kamar
Jumlah yang tinggal dirumah : 5 orang
Tetangga terdekat :
Ny. L
V.
Riwayat
aktivitas waktu luang
Hobi/ minat :
Menyanyi
Keanggotaan organisasi :
Tidak ada
Liburan : Jarang
VI.
Sistem
pelayanan kesehatan yang digunakan : Pelayanan kesehatan yang
ada di panti.
VII.
Deskripsi
aktivitas selama 24 jam (kalau bisa buatkan jadwal kegiatan harian klien)
Klien bangun pagi,
mandi, memakai bedak, kadang sarapan kadang tidak, berinteraksi/bertukar
pikliran dengan mahasiswa praktek sampai jam 14.30, istirahat siang, mandi
sore, makan malam, bersantai, istirahat.
VIII.
Riwayat
kesehatan
Keluhan
utama : nyeri abdomen kuadran atas kiri
Sifat
keluhan :
Ø P
: Klien mengatakan nyeri dirasakan paling kuat jika klien lupa/malas makan.
Ø Q
: Klien mengatakan nyerinya dirasakan seperti tertarik kuat (tajam)
Ø R
: Klien mengatakan sakitnya dirasakan pada daerah uluh hati
Ø S
: Klien mengatakan nyerinya pada skala 7 (Nyeri berat)
Ø T
: Klien mengatakan nyerinya dirasakan tidak menentu waktunya, muncul sesekali
selama 5 menit dengan durasinya 15 menit.
Ø Wajah
klien nampak meringis
Ø Klien
nempak menekan daerah lambung jika nyerinya timbul.
Ø Klien
terdengar berteriak kesakitan jika nyerinya muncul.
Pengetahuan/
pemahaman ttg status kesehatan saat ini : tidak baik.
Pemahaman
mengenai proses menua; cukup
Status
kesehatan umum setahun yang lalu : kurang baik (tidak bisa berjalan)
Penyakit
masa kanak-kanak : Cacar, demam, flu
Penyakit
serius kronik : Lumpuh pada kedua kaki
Trauma
: Tidak ada.
Perawatan
di RS : Tidak pernah
Operasi
: Tidak pernah
Riwayat
obstetric :
Obat-obatan
Klien biasanya mengggunakan obat
tetra 1x1/ hari.
Nama obat
|
Dosis
|
Waktu pemakaian
|
Tgl diresepkan
|
Tetra
|
1 x
1
|
Setelah
makan siang
|
-
|
Masalah
yang berkaitan dengn konsumsi obat : persepsi
klien terhadap keefektifan obat kurang bagus
Riwayat
alergi
Obat-obatan :
Tidak pernah
Makanan : Tidak ada
Alergen : Tidak ada
Faktor
lingkungan :
Tidak ada
Nutrisi
Intake
cairan :
1000-1500cc/24 jam
Jenis
cairan :
Air putih + Air teh.
Diet
khusus :
Tidak ada
Pembatasan
makanan/ pilihan : Klien menghindari makan
bubur dan
klien sangat memilih dalam makan.
Istirsahat/ Tidur
Ø Klien
mengatakan susah tidur malam
Ø Klien
mengatakan tidurnya hanya ± 5 jam/ hari
Ø Klien
mengatakan sering terbangun dari tidur malamnya.
Ø Klien
nampak mengantuk
Ø Klien
nempak tertidur pada pagi hari.
Aktivitas fisik
Ø Klien
mengatakan tidak bisa menggerakkan kedua kakinya
Ø Klien
mengatakan tidak bisa berjalan sejak tahun 1950-an.
Ø Klien
mengatakan selalu menggunakan kursi rodanya jika mau berpindah dari satu tempat
ke tempat yang lain.
Ø Klien
nempak tidak bisa menggerakkan kedua kakinya.
Ø Klien
nampak selalu duduk di kursi roda dan menggerakkannya jika mau ke tempat lain.
Ø Klien
nempak tidak bisa berdiri ataupun berjalan.
Pengetahuan
Ø Klien
mengatakan ia tidak terlalu banyak tahu tentang penyakit yang dideritanya
Ø Klien
mengatakan ia tidak pernah memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan
Ø Klien
mengatakan tidak mengetahui penyebab kelumpuhannya.
Ø Klien
nampak bertanya-tanya tentang penyakitnya.
Ø Klien
nempak bingung ketika kaji tentang penyakitnya
IX.
Riwayat
Keluarga (genogram
3 generasi)
72
|
Keterangan :
: Garis Keturunan
G1: Kakek
dan nenek dari ayah dan ibu klien sudah meninggal karena factor usia. Klien pun
mengatakan telah lupa kejadian meninggalnya.
G2:
Ayah dan ibu Klien telah meninggal dunia. Ibu klien meninggal
karena pembengkakan pada perutnya, sedangkan ayah klien meninggal pada saat
pergi mencari ikan di laut.
G3: Klien
sekarang mengalami gastritis. Klien
tinggal bersama dengan 4 orang nenek dip anti
11.
X.
Tinjauan
Sistem
Status vitalis
TD (120/70mmHg), N(60x/i),
Suhu (36,0°C), RR(20x/i)
Status Generalis
Hemoptoe : tidak
Perdarahan/ memar : tidak
Anemia : tidak
Riwayat transfuse darah : tidak
Kepala :
Sakit kepala : tidak
Trauma berarti pada
masa lalu : tidak
Gatal pada kulit kepala
: tidak
Leher :
Kekakuan
: tidak
Nyeri/
nyeri tekan : tidak
Benjolan/
massa : tidak
Keterbatasan
gerak : tidak
Mata
:
Perubahan
penglihatan : ya
Kacamata
: tidak
Nyeri
: tidak
Air
mata berlebih : tidak
Bengkak
sekitar mata : tidak
Kabur
: ya
Fotofobia
: tidak
Riwayat
infeksi : tidak
Dampak
pd aktivitas sehari-hari : tidak
Mata klien nampak sayu
Telinga
:
Perubahan
pendengaran : tidak
Tinitus
: tidak
Vertigo
: tidak
Sensitivitas pendengaran : tidak
Alat
bantu prostesa : tidak
Riwayat
infeksi : tidak
Kebiasaan
perawatan telinga : ya
Dampak
pd aktivitas sehari-hari : tidak
Mulut
& tenggorokan :
Sakit
tenggorokan : tidak
Lesi/
ulkus : tidak
Perubahan
suara : ya
Kesulitan
menelan : tidak
Perdarahan
gusi : tidak
Karies/
tanggal gigi : ya (klien
hanya memiliki 5 gigi)
Riwayat
infeksi : tidak
Tgl
pemeriksaan gigi terakhir : klien sudah lupa
Menggosok
gigi : tidak
Hidung
& sinus :
Rinorhea
: tidak
Epistaksis
: tidak
Obstruksi
: tidak
Mendengkur
: tidak
Nyeri
tekan pada area sinus : tidak
Alergi
: tidak
Riwayat
infeksi : tidak
Penialaian
dari N.I : baik
Payudara
:
Benjolan/
massa : tidak
Nyeri/
nyeri tekan : tidak
Bengkak
: tidak
Keluar
cairan dari putting susu : tidak
Perubahan
pada putting susu : ya
Pemeriksaan
SADARI : tidak
Tgl pemeriksaan mammogram terakhir : Klien tidak pernah melakukan pemeriksaan.
Kardiovaskular
:
Nyeri/
ketidaknyamanan dada : tidak
Palpitasi
: tidak
Dispnea
: tidak
Dispnea
saat aktivitas : tidak
Dispnea
nocturnal paroksismal : tidak
BJ
tambahan : tidak
Edema
: tidak
Varises
: tidak
Parestesia
: tidak
Perubahan
warna kaki : tidak
Pernapasan
:
Batuk
: tidak
Dispnea
: tidak
Sputum
: tidak
Bunyi
napas tambahan : tidak
Asma/
alergi : tidak
Tgl
pemeriksaan foto thorax terakhir : Tidak
pernah melakukan pemeriksaan.
Gastro
intestinal :
Tidak
dapat mencerna : tidak
Disfagia
: tidak
Nyeri
ulu hati : ya
Mual/
muntah : sering mual
Hematemesis
: tidak
Perubahan
nafsu makan : ya
Intoleransi
makanan : tidak
Ulkus
: tidak
Nyeri
: ya
Ikterik
: tidak
Benjolan/
massa : tidak
Perubahan
kebiasaan defekasi : tidak
Diare
: tidak
Konstipasi
: tidak
Melena
: tidak
Haemorhoid
: tidak
Perdarahan
rectum : tidak
Perkemihan
:
Disuria
: tidak
Menetes
: tidak
Ragu-ragu
: tidak
Dorongan
: tidak
Heamturia
: tidak
Poliuria
: tidak
Nokturia
: tidak
Inkontinensia
: tidak
Nyeri
saat berkemih : tidak
Batu
: tidak
Infeksi
: tidak
Genitoreproduksi:
Perdarahan
pasca senggama (wanita) : tidak
Nyeri
pelvic (wanita) : tidak
Penyakit
kelamin : tidak
Riwayat
menopause : ya
Tgl
dan pemeriksaan terakhir PAP Smear : Tidak
pernah
Muskuloskeletal
:
Nyeri
persendian : ya
Kekakuan
: ya
Pembengkakan
sendi : tidak
Deformitas
: tidak
Spasme
: tidak
Kram
: tidak
Kelemahan
otot : ya
Masalah
cara berjalan : ya (klien tidak bisa berjalan)
Nyeri
punggung : ya
Protesa
: tidak
Latihan/
olahraga : tidak
Dampak
pada aktivitas sehari-hari : ada
Endokrin
:
Intoleran
terhadap panas : tidak
Intoleran terhadap dingin : tidak
Goiter
: tidak
Pigmentasi kulit/ tekstur : tidak
Perubahan
rambut : ya
Polifagia
: tidak
Polidpsia
: tidak
Poliuria
: tidak
Saraf
pusat :
Sakit kepala : tidak
Kejang
: tidak
Sinkope/
heart attack : tidak
Paralisis
: tidak
Paresis
: tidak
Masalah
koordinasi : tidak
Tic/
tremor/ spasme : tidak
Parestesia
: tidak
Cedera
kepala : tidak
Masalah
memori : ya
Psikososial
:
Cemas
: tidak
Depresi
: tidak
Insomnia
: ya
Menangis
: ya
Gugup
: tidak
Takut
: tidak
Masalah
dalam pengambilan keputusan : tidak
Suli
konsentrasi : ya
Mekanisme
koping yang digunakan jika ada masalah : kurang baik
Stress
saat ini : tidak
Persepsi
ttg kematian : baik
Dampak
pada aktivitas sehari-hari : tidak
Lampiran
2
INDEKS
ADL KATZ
Indeks
Kemandirian Dalam Aktivitas Sehari-hari
Indeks kemandirian dalam aktivitas sehari-hari
dibuat berdasarkan evaluasi kemandirian atau ketergantungan fungsional klien
dalam hal mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah, kontinensia, dan makan.
Definisi spesifik dari kemandirian atau ketergantungan fungsional diuraikan di
bawah index
A : Kemandirian dalam hal makan,
berpakaian, kontinensia, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi
B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari
fungsi tsb
C : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan
salah satu fungsi tambahan
D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G : Ketergantungan pada ke enam fungsi tsb
Lain-lain : Tergantung pada sedikitnya dua fungsi,
tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, atau F.
Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan,
atau bantuan pribadi aktif, kecuali seperti secara spesifik diperlihatkan di
bawah ini. Seorang klien yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap
sebagai tidak melakukan fungsi, meskipun ia dianggap mampu.
Mandi (spon, pancuran atau bak)
Mandiri :
Klien mandi sendiri
sepenuhnya.
Berpakaian
Mandiri :
mengambil baju dari lemari/ laci, berpakaian, melepaskan pakaian, mengancing
pakaian, mengikat dan melepas ikatan sepatu
Ke Kamar kecil
Mandiri :
ke kamar kecil, masuk dan keluar dari kamar kecil, merapikan baju, membersihkan
organ-organ ekskresi, dapat mengatur bedpan sendiri yang digunakan hanya pada
malam hari dan tidak menggunakan alat bantu
Berpindah
Mandiri :
berpindah ke dan dari tempat tidur/ kursi secara mandiri ( menggunakan alat
bantu kursi roda)
Kontinensia
Mandiri :
BAB dan BAK seluruhnya dikontrol sendiri
Makan
Mandiri :
mengambil makanan dari piring dan memasukannya ke mulut (memotong-motong
daging/ ikan, mengolesi roti dengan mentega tidak dimasukkan dalam evaluasi)
Lampiran
3
SKALA
DEPRESI GERIATRIK YESAVAGE
1. Apakah
anda puas dengan kehidupan anda ? (tidak)
Tidak
2.
Apakah anda mengurangi
hobi dan aktivitas sehari-hari ? (ya)
Ya
3.
Apakah anda merasa
bahwa hidup anda kosong ? (ya)
Ya
4.
Apakah anda sering
merasa bosan ? (ya)
Ya
5.
Apakah anda selalu
bersemangat ? (tidak)
Ya
6.
Apakah anda takut
sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ? (ya)
Ya
7.
Apakah anda selalu
merasa bahagia ? (tidak)
Tidak
8.
Apakah anda sering
merasa putus asa ? (ya)
Ya
9.
Apakah anda lebih suka
tinggal di rumah pada malam hari daripada keluar dan melakukan sesuatu yang
baru? (ya)
Ya
10.
Apakah anda merasa
mempunyai lebih banyak masalah dengan ingatan dibanding dengan orang lain ?
(ya)
Tidak
11.
Apakah anda berpikir
bahwa hidup ini sangat menyenangkan ? (tidak)
Tidak
12.
Apakah anda merasa tak
berguna ? (ya)
Tidak
13.
Apakah anda merasa
berenergi ? (tidak)
Tidak
14.
Apakah anda berpikir
bahwa situasi anda tidak ada harapan ? (ya)
Tidak
15. Apakah
anda berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda ? (ya)
Ya
Skor 1 poin untuk tiap respon yang sesuai dengan
jawaban Ya atau Tidak setelah pertanyaan
Skor 5 atau lebih menunjukkan adanya depresi
Dari hasil
penilaian Ny“P” tidak menunjukkan adanya tanda-tanda depresi
Lampiran
4
ISAACS-WALKEY
IMPAIRMENT MEASURMENT
1. Apa
nama tempat ini ? Jawaban benar
2. Ini
hari apa ? Jawaban benar
3. Ini
bulan apa ? Jawaban salah
4. Tahun
berapa sekarang ? Jawaban salah
5. Berapa
umur klien ? (jika klien menjawab 1 tahun lebih muda atau lebih tua, maka
dianggap benar) Jawaban benar
6. Tahun
berapa klien lahir ? Jawaban salah
7. Bulan
berapa klien lahir ? Jawaban salah
8. Tanggal
berapa klien lahir ? Jawaban salah
9. Berapa
lama klien tinggal dipanti jompo ? (kesalahan 25 % dianggap benar) Jawaban
Benar.
Keterangan
:
Kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 : kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-9 : kerusakan intelektual berat
Didapatkan ada 4 jawaban yang tidak tepat dan tergolong kerusakan
intelektual ringan.
Lampiran
5
MINI
MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Nama pasien :
Ny.P Tgl wawancara :19 Februari 2013
Usia :
72 Thn Waktu :
08.30 WITA
Pendidikan :
Tidak ada Tempat :
Di Kamar Klien
SKOR
MAX
|
SKOR
PASIEN
|
PERTANYAAN
|
KET
|
5
|
2
|
Sekarang (hari), (tgl), (bulan), (tahun), siang/ pagi/ malam?
|
Orientasi
|
5
|
3
|
Sekarang kita berada di mana? (lorong), (dusun), (kelurahan), (kabupaten), (provinsi)
|
Orientasi
|
3
|
3
|
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda; almari, sepatu, buku, satu
detik untuk setiap benda. Lansia
mengulang ke-3 nama benda tsb. Berikan nilai 1 untuk setiap jawaban yang
benar
|
Registrasi
|
5
|
4
|
Hitunglah mundur dari 10.000 ke bawah dengan
pengurangan 1000 dari 10000 ke bawah (Nilai 1 untuk jawaban yang benar),
berhenti setelah 5 hitungan (9.000,
8.000, 7.000, 6.000, 5.000)
|
Atensi dan kalkulasi
|
3
|
3
|
Tanyakan kembali nama
3 benda yang telah disebutkan di
atas. Berilah nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar
|
Mengingat
|
9
|
7
|
·
Apakah nama benda ini
? perlihatkan pensil dan jam tangan
(nilai 2) jika jawaban benar
·
Ulangilah kalimat
berikut : “Saya ingin Sehat”
(nilai 1)
·
Laksanakanlah 3
perintah ini :”peganglah selembar
kertas dengan tangan kanan, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan
letakkanlah di lantai ! (nilai 3)
·
Bacalah dan
laksanakan perintah berikut : “pejamkan
mata anda” (nilai 1)
·
Tulislah sebuah
kalimat : “Allahu Akbar” dalam bahasa
arab. (nilai 1)
·
Tirulah gambar ini : pohon (nilai 1)
|
Bahasa
|
Stadium ringan : MMSE 21-30
Stadium sedang : MMSE 10-20
Stadium berat: MMSE < 10
Didapatkan
skor MMSE 22 dan dikategorikan stadium ringan.
Analisa Data
No.
|
Data
|
Masalah keperawatan
|
1.
|
Ds
Ø Klien
mengatakan nyeri dirasakan paling kuat jika klien lupa/malas makan.
Ø Klien
mengatakan nyerinya dirasakan seperti tertarik kuat (tajam)
Ø Klien
mengatakan sakitnya dirasakan pada daerah uluh hati.
Ø Klien
mengatakan nyerinya pada skala 7 (Nyeri berat).
Ø Klien
mengatakan nyerinya dirasakan tidak menentu waktunya, muncul sesekali selama
5 menit dengan durasinya 15 menit.
Do
Ø Wajah
klien nampak meringis
Ø Klien
nempak menekan daerah lambung jika nyerinya timbul.
Ø Klien
terdengar berteriak kesakitan jika nyerinya muncul.
|
Nyeri
|
2.
3.
4.
|
Ds
Ø Klien
mengatakan susah tidur malam
Ø Klien
mengatakan tidurnya hanya ± 5 jam/ hari
Ø Klien
mengatakan sering terbangun dari tidur malamnya.
Do
Ø Mata
klien nampak sayu
Ø Klien
nampak mengantuk
Ø Klien
nempak tertidur pada pagi hari.
Ds
Ø Klien
mengatakan tidak bisa menggerakkan kedua kakinya
Ø Klien
mengatakan tidak bisa berjalan sejak tahun 1950-an.
Ø Klien
mengatakan selalu menggunakan kursi rodanya jika mau berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lain.
Do
Ø Klien
nempak tidak bisa menggerakkan kedua kakinya.
Ø Klien
nampak selalu duduk di kursi roda dan menggerakkannya jika mau ke tempat
lain.
Ø Klien
nempak tidak bisa berdiri ataupun berjalan.
Ds
Ø Klien
mengatakan ia tidak terlalu banyak tahu tentang penyakit yang dideritanya
Ø Klien
mengatakan ia tidak pernah memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan
Ø Klien
mengatakan tidak mengetahui penyebab kelumpuhannya.
Do
Ø Klien
nampak bertanya-tanya tentang penyakitnya.
Ø Klien
nempak bingung ketika dikaji tentang penyakitnya
|
Gangguan pola tidur
Imobilisasi fisik
Kurang pengetahuan tentang
penyakit
|
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri
berhubungan dengan adanya peradangan pada mukosa lambung
2. Gangguan
pola tidur berhubungan dengan kegelisahan
yang selalu dialami klien.
3. Imobilisasi
fisik berhubunga dengan kelumpuhan pada bagian ekstremitas bawah
4. Kurang
pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang terpapar informasi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor,
Irawati Setiawan, Edisi 9. Jakarta; EGC
Keliat, B.A. 1994. Proses Keperawatan.
Jakarta; EGC
Long, B.C. 1996. Perawatan Medikal Bedah, Edisi
I, Bandung
Mansjoer, A,. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi
ketiga Jilid Pertama. Jakarta; Media Aeusculapius,
Price, S.A,. 1994. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses
penyakit,; alih bahasa, Peter
Anugrah; editor, Caroline Wijaya, Edisi 4. Jakarta; EGC
Smeltzer, S.C,. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
& Suddarth, ; alih bahasa, Agung
Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, Vol.2. Jakarta; EGC
Soeparman, S.W,. 2001. Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid
II,.
Jakarta; Gaya Baru
Komentar
Posting Komentar